Bulan pertama di semester delapan aku masih saja santai, santai, dan santaaaiii. Hingga tidak terasa, bulan kedua sudah ada di ujung dan aku mulai tersadar, aku mulai browsing2 materi, aku mulai kelimpungan!!
Skripsiku ini dilakukan secara tim. Aku, dan temanku Anastya mulai berpikir keras. Kita berdua memutar otak mencari ide untuk bahan peneltian. Berbagai macam ide sudah kami kemukakan dan konsultasikan dengan Kepala Jurusan kami, Bp. Abdul Gofur. Berat, karena tidak semudah itu sang Kajur menyetujui ide penelitian kami. Berkali-kali ide kami ditolak. Hingga pada akhirnya ide kami disetujui meskipun sepertinya beliau masih kurang ikhlas menyetujuinya (maaf pak, hehe).Yah, kami siap membuktikan bahwa kami mampu menyelesaikan penelitian kami, janjiku bersama Anastya.
"PENGARUH TEPUNG BIJI NANGKA (Arthocarpus heterophyllus) SEBAGAI TAMBAHAN PAKAN TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN, KONSUMSI PAKAN, DAN KONVERSI PAKAN AYAM BROILER STRAIN COBB"
Itulah judul penelitianku. Sedangkan Anastya meneliti mengenai pengaruh tepung biji nangka terhadap kualitas daging ayam broiler. Atas perintah pak Kajur dengan pertimbangan keringanan biaya, akhirnya kami berdua mengajak seorang teman kami yang bernama Toni. Toni meneliti mengenai pengaruh tepung biji nangka terhadap kandungan logam berat dalam daging ayam broiler. SANGSI awalnya mengajak Toni. Bagaimana tidak, dia itu sangat terkenal sekali sebagai mahasiswa yang malas, bandel, bin pelit (eh maap). Yaa, tapi ini juga berdasarkan pandangan sebagian besar teman sekelasku terhadap Toni.
Hari-hari pun berlalu cepat. Meskipun banyak permasalahan diantara kami bertiga, namun kami masih dapat mengatasinya. Kami (aku dan Anastya) masih dapat mengontrol kemalasan Toni. Seminar Desain Operasional alhamdulillah telah kami lewati. Banyak hal yang menghambat seminar kami ini sehingga seminar kami baru dapat dilaksanakan di sekitar bulan April. Waooww, akhir semester delapan sudah di ujung mata. Kami mulai kelimpungan untuk yang kesekian kalinya!!
Penelitian kami ini memang sulit. Bagaimana tidak? Kami menggunakan tepung bji nangka sebagai bahan penelitian kami yang pada saat itu kurang musim di daerah kami. Kami sebenarnya sudah punya channel untuk memesan biji nangka di pabrik kerupuk buah daerah Joyogrand. Tapi biji nangka yang sudah kami olah seringkali tidak dapat bertahan lama, akhirnya menjamur sehingga kami buang. Mungkin ini karena kami belum terampil mengolahnya. Namun persoalan tersebut dapat kami atasi bertiga, dan tak lupa berkat buantuan orang terdekatku, yaitu PACARKU!
Kandang beserta kelengkapan yang sudah siap mendorong kami untuk segera membeli DOC (Day Old Chick) atau anak ayam. Anak ayam kami pun mulai kami pelihara. Tidak ada masalah. Kami sudah membuat jadwal piket untuk memelihara ayam tersebut. Semakin hari anak ayam kami semakin bertumbuh besar. Lampu pun kini hanya dinyalakan ketika malam saja..Hingga akhirnya ayam kami mencapai umur ideal, dan kami siap memberi perlakuan menggunakan tepung biji nangka yang limited edition, karena memang sudah tidak musim. Namun dengan berbagai cara, akhirnya penelitian kami selesai juga. Hfuuutttt, thanks God! Ini dokumentasi penelitianku. Ceritanya masih lanjut, tunggu yaa...
Anak ayam waktu malam hari
Sudah berumur beberapa hari
Ini sudah lumayan besar, rakus2 makannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar